ORGAN REPRODUKSI JANTAN TERNAK
ORGAN REPRODUKSI JANTAN TERNAK
Organ
reproduksi ternak jantan tersiri dari testes, scrotum, corda
spermaticus, kelenjar tambahan (glandula accessories), penis, preputium,
dan system saluran reproduksi jantan. System saluran ini terdiri dari
vasa, efferentia yang berlokasi di dalam testis, epididymis, vas
deferens, dan urethra external yang bersambung ke penis. Pada masa
ambrio, testis berasal dari corda genitalia primer, sedangkan system
saluran reproduksi berasal dari ductus wolffii. Perhatikan diagram organ
reproduksi jantan sebagaimana pada gambar di bawah ini:


Figure
3-1 Diagram of the reproductive system of the (a) bull; (b) ram; (c)
boar; and (d) stallion.(Redrawn from Sorenson. 1979. Animal
Reproduction: Principles and Practices. McGraw-Hill.)
TESTIS
Adalah
organ reproduksi primer pada ternak jantan, karena berfungsi
menghasilkan gamet jantan (spermatozoa) dan hormone kelamin jantan
(androgens). Testes berlokasi di dekat ginjal turun melalui canalis
inguinalis masuk ke dalam scrotum. Turunnya testes terjadi akibat
memendeknya gubernaculum, sebuah ligamentum yang memanjang dari daerah
inguinalis kemudian bertaut pada cauda epididymis. Pemendekan
gubernaculum terjadi karena pertumbuhan gubernaculum tidak secepat
pertumbuhan tubuh. Testes terletak dekat dengan daerah inguinalis dan
tekanan intra-abdominal membantu testes melalui canalis inguinalis masuk
scrotum. Hormone yang terlibat dalam pengaturan turunnya testes adalah
gonadotropins dan androgen.
Testis pada sapi mempunyai panjang
berkisar 10-13 cm, lebar berkisar 5-6,5 cm dan beratnya 300-400 gr. Babi
mempunyai ukuran testes serupa pada sapi, tetapi domba dan kuda ukuran
testisnya lebih kecil. Pada semua ternak, testis ditutupi oleh tunica
vaginalis, sebuah jaringan serous yang merupakan perluasan dari
peritoneum. Lapisan ini diperoleh ketika testis turun masuk ke dalam
scrotum dari tempat asalnya dalam ruang abdominal yang melekat sepanjang
garis epididymis. Lapisan luar dari testis adalah tunica albuginea
testis, merupakan membrane jaringan ikat elastis berwarna putih.
Pembuluh darah dalam jumlah besar dijumpai tepat di bawah permukaan
lapisan ini. Lapisan fungsional dari testis, yaitu parenchyma terletak
di bawah lapisan tunica albuginea. Parenchyma ini berwarna kekuningan,
terbagi-bagi oleh septa yang tidak sempurna menjadi segmen-segmen.
Parenchyma mempunyai pipa-pipa kecil didalamnya yang disebut tubulus
seminiferous (tunggal), tubuli seminiferi (jamak). Tubuli seminiferi
berasal dari primary sex cord yang berisi sel-sel benih (germ cells),
spermatogonia, dan sel-sel pemberi makan, yaitu sel sertoli. Sel sertoli
berukuran lebih besar dengan jumlah lebih sedikit daripada
spermatogonia. Hormone gonadotropin asala kelenjar pituitary, follicle
stimulating hormone (FSH) memacu sel-sel sertoli menghasilkan androgen
binding protein (ABP) dan inhibin. Panjang tubuli seminiferi dari
sepasang testes sapi, diperkirakan spanjang 5 km, sedangkan diameternya
hamper 200. berat tubuli seminiferi diperkirakan 80-90% dari berat
testes. Tubuli seminiferi bersambungan dengan sebuah tenunan tubulus,
yaitu rete testes yang berhubungan dengan 12-15 saluran kecil, yaitu
vasa efferentia yang menyatu pada caput epididymis.
Hormone
testosterone diperlukan untuk perkembangan tanda-tanda kelamin sekunder
dan untuk tingkah laku perkawinan secara normal. Testosterone juga
berfungsi untuk mengontrol aktivitas kelenjar-kelenjar tambahan
(accessory glands), produksi spermatozoa, dan pemeliharaan system
saluran reproduksi jantan. Sedangkan perannya dalam diri ternak sendiri
adalah membantu mempertahankan kondisi optimum pada spermatogenesis,
transportasi spermatozoa dan deposisi spermatozoa ke dalam saluran
reproduksi betina.
SCROTUM DAN CAUDA SPERMATICUS
Scrotum, adalah sebuah kantung dengan dua lobus pembungkus testes,
terletak di daerah inguinalis, pada kebanyakan ternak yaitu terletak di
antara dua paha kaki belakang. Tersusun atas lapisan luar kulit yang
tebal yang mempunyai banyak kelenjar keringat dan kelenjar sebaceae,
dilapisi selapis otot yang licin, tunica dartos yang bercampur dengan
tenunan ikat. Tunica dartos membagi scrotum menjadi dua kantung dan
melekat pada tunica vaginalis yang terletak pada dasar kantong tersebut.
Fungsi utama dari organ reproduksi jantan ditunjukkan dalam table di
bawah ini :
Organ Fungsi
Testis Produksi spermatozoa
Produksi hormone androgen
Scrotum Melindungi testis
Mengontrol temperature testis
Menahan testis
Corda spermaticus Menahan testis
Mengontrol temperature testis
Epididymis
Konsentrasi spermatozoa
Deposisi spermatozoa
Maturasi spermatozoa
Transportasi spermatozoa
Vas deferens Transportasi spermatozoa
Urethra
Transportasi semen
Klj. Vesicular
Penyusun cairan, substrat energy dan buffer bagi semen
Klj. Prostate Penyusun cairan dan ion-ion anorganik pada semen
Klj. Bulbourethral Membersihkan sisa-sisa urine dalam urethra
Penis
Alat kopulasi jantan
Prepuce Pembungkus ujung bebas dari penis
Corda spermaticus, berfungsi memberikan bantuan bagi kehisupan testis,
terdapat tenunan yang disusun oleh pembuluh darah arteri dan vena,
plexus, pampiniformis, berkas syaraf, musculus cremaster (otot daging
licin), jaringan ikat, dan vas deferens. Kedua organ, corda spermaticus
dan scrotum menjadi penggantung testis dan juga bekerja sama dalam
pengaturan suhu testes.
KONTROL TEMPERATURE
Pada
sapi, jika fluktuasi temperature berayun dari 5-120C, maka suhu dalam
testes menjadi 4-70C di bawah suhu tubuhnya. Jika suhu luar mencapai
380C, maka perbedaan suhu testes dan suhu tubuhnya menjadi separuhnya,
yaitu 2-30C di bawah suhu tubuh. Namun demikian, rendahnya suhu luar
tidak diikuti dengan rendahnya fertilitas.
EDIDIDYMIS
Merupakan saluran eksternal pertama yang keluar dari testes di bagian
apeks testis menurun longitudinal pada permukaan testes, dikurung oleh
tunica vaginalis dan testis. Epididymis dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu, caput (kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor) epididymis.
Caput epididymis, nampak pipih di bagian apeks testis, terdapat 12-15
buah saluran kecil, vasa efferentia yang menuyatu menjadi satu saluran.
Corpus epididymis memanjang dari apeks menurun sepanjang sumbu
memanjang testis, merupakan saluran tunggal yang bersambungan dengan
cauda epididymis. Panjang total dari epididymis diperkirakan mencapai 34
meter pada babi dan kuda. Lumen cauda epididymis lebih lebar daripada
lumen corpus epididymis. Struktur dari epididymis dan saluran eksternal
lainnya, vas deferens dan urethra adalah serupa pada saluran reproduksi
betina. Tunica serosa di bagian luar, diikuti dengan otot daging yang
licin pada bagian tengah dan lapisan paling dalam adalah epithelial.
FUNGSI EPIDIDYMIS
Transportasi. Epididymis mempunyai fungsi pertama yaitu sebagai sarana
transportasi bagi spermatozoa. Lama perjalanan spermatozoa dalam
epididymis pada domba, sapi dan babi bervariasi, masing-masing adalah
dari 13-15, 9-11, dan 9-14 hari. Beberapa factor yang menunjang
perjalanan spermatozoa dalam epididymis, yaitu diantaranya adalah factor
tekanan yang diakibatkan oleh produksi spermatozoa baru dari dalam
tubuli seminiferi. Hal ini menyebabkan tekanan pada rete testis, vasa
efferentia dan sampai pada epididymis. Gerakan spermatozoa dapat
ditimbulkan oleh adanya pemijatan pada testis dan epididymis, hal ini
dapat juga terjadi selama ternak memperoleh latihan atau gerak untuk
mempertahankan kondisi tubuh yang baik (exercise). Pergerakan
spermatozoa dibantu oleh adanya ejakulasi. Selama ejakulasi, kontraksi
peristaltic melibatkan otot daging licin epididymis dan tekanan negative
yang ditimbulkan oleh kontraksi vas deferens dan urethra menyebabkan
spermatozoa dapat bergerak secara aktif dari epididymis menuju dalam vas
deferens dan urethra.
Konsentrasi. Fungsi yang kedua adalah
konsentrasi spermatozoa, dimana sewaktu spermatozoa memasuki epididymis
bersama cairan asal testis dalam keadaan relative encer, diperkirakan
sejumlah 100 juta per millimeter pada sapi, domba dan babi. Dalam
epididymis spermatozoa dikonsentrasikan menjadi kira-kira 4 milyar
spermatozoa per millimeter. Mekanismenya terjadi karena sel-sel epithel
yang ada pada dinding epididymis mengabsorbsi cairan asal testis.
Sebagian besar absorbsi cairan ini terjadi pada caput dan ujung proximal
dari corpus epididymis.
Deposisi. Fungsi ketiga, adalah
sebagai tempat deposisi (penyimpanan) spermatozoa. Sebagian besar
disimpan pada cauda, dimana spermatozoa terkonsentrasi di bagian yang
mempunyai lumen besar. Epididymis sapi jantan dewasa berisi antara 50-74
milyar spermatozoa. Viskositas tinggi, pH rendah, konsentrasi CO2
tinggi, ratio K terhadap Na tinggi, pengaruh testosterone, dan
factor-faktor lain bergabung membentuk suasana bagi spermatozoa
mempunyai laju metabolisme yang rendah dan dapat hidup lama. Spermatozoa
tetap dapat hidup dan tetap fertile dalam waktu kira-kira 60 hari dalam
epididymis.
Maturasi. Merupakan fungsi keempat. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa spermatozoa yang baru saja masuk ke caput epididymis
berasal dari vasa efferentia tidak memiliki fertilitas dan juga tidak
memiliki motilitas. Spermatozoa setelah melewati epididymis, maka akan
memiliki fertilitas dan motilitas. Jika kedua ujung Cauda epididymis
diikat, maka diketahui spermatozoa yang berada terdekat dengan corpus
menigkat kemampuan fertilitasnya dalam waktu sampai 25 hari, sedangkan
spermatozoa yang terdekat dengan vas deferens menurun kemampuan
fertilitasnya. Hal ini membuktikan bahwa semakin tua spermatozoa, maka
semakin hilang kemampuan fertilnya jika tidak keluar atau bergerak
keluar dari epididymis. Sementara spermatozoa dalam epididymis,
spermatozoa melepaskan butir protoplasma (cytoplasmic droplet) yang
terbentuk pada leher spermatozoa selama spermatogenesis.
VAS DEFERENS DAN URETHRA
Vas deferens. Merupakan sebuah saluran dengan satu ujung berawal dari
bagian ujung distal dari cauda epididymis. Kemudian dengan melekat pada
peritoneum, membentang sepanjang corda spermaticus, melalui daerah
inguinalis masuk ruang pelvis, dimana vas deferens bergabung dnegan
urethra di suatu tempat dekat dengan lubang saluran kencing dari vesica
urinaria. Bagian vas deferens yang membesar dekar dengan urethra, di
sebut ampulla. Vas deferens mempunyai otot daging licin yang tebal pada
dindingnya dan mempunyai fungsi tunggal yaitu sebagai sarana
transportasi spermatozoa. Spermatozoa dikumpulkan dalam ampulla selama
ejakulasi, sebelum dikeluarkan ke dalam urethra.
Urethra.
Merupakan sebuah saluran tunggal yang membentang dari persambungan
dengan ampulla sampai ke pangkal penis. Fungsi urethra adalah sebagai
saluran kencing dan semen. Pada sapid an domba selama ejakulasi terjadi
percampuran yang kompleks antara spermatozoa yang padat asal vas
deferens dan epididymis dengan ciran sekresi darikelnjar-kelenjar
tambahan dalam urethra yang berada di daerah pelvis menjadi semen. Pada
kuda dan babi percampuran ini tidak sesempurna pada sapid an domba.
Semen kuda dan babi terdiri dari bagian bebas (tanpa) spermatozoa dan
bagian yang kaya spermatozoa.
KELENJAR – KELENJAR TAMBAHAN
Kelenjar
– kelenjar tambahan (accessory glands) berada di sepanjang bagian
uretra yang terletak di daerah pelvis, mempunyai saluran –saluran yang
mengeluarkan sekresi – sekresinya kedalam uretra. Kelenjar – kelenjar
tambahan ini terdiri dari kelenjar vasikular, kelenjar, kelenjar
prostate dan kelenjar bulbourethral atau kelenjar cowper.
Kelenjar –
kelenjar ini mempunyai sumbangan besar bagi volume cairan semen. Lebih
lanjut diketahui bahwa sekresi kelenjar – kelenjar tambahan ini
mengandung sebuah larutan buffers, zat – zat makanan dan substansi lain
yang diperlukan bagi motilitas dan fertlitas
Kelenjar vesicular.
Kelenjar ini di sebut juga sebagai kelenjar seminal vesicles, merupakan
sepasang kelenjar yang mempunyai lobuler, mudah dikenali karenamirip
segerombol anggur, berbonggol – bonggol. Panjang kelenjar ini sama pada
beberapa jenis ternak seperti kuda, sapid an babi yaitu berkisar 13 – 15
cm, tetapi lebar dan ketebalannya berbeda, kelenjar vesicular pada sapi
mempunyai ketebalan dan lebar hamper separuh dari yang ada pada babi
dan kuda. Domba mempunyai kelenjar vesicular jauh lebih kecil, mempunyai
panjang kira – kira 4 cm. saluran – saluran ekskretori kelenjar
vesicular terletek di dekat bifurcation ampulla dengan uretra. Pada
sapi, kelenjar vesicular memberikan sekresinya lebih dariseparuh volume
total dari semem dan pada jenis – jenis ternak lainnya rupanya juga sama
sebagai mana pada sapi. Sekresi kelenjar vesicular mengandung beberapa
campuran organic yang unik, yakni tidak dijumpai pada substansi –
substansilain di mana saja ada tubuh. Campuran – campuran anorganik ini
di antaranya adalah fructose dan sorbitol, merupakan sumber energi utama
bagi spermatozoa sapid a spermatozoa domba, tetapi pada kuda dan babi
konsentrasinya rendah. Sekresi kelenjar vesikula juga mengandung dua
larutan buffer, yaitu phosphate dan carbonate buffer yang penting sekali
dalam mempertahankan pH semen agar tidak berubah, karena jika terjadi
perubahan pH semen, hal ini dapat berakibat jelek bagi spermatozoa.
Kelenjar Prostate. Kelenjar prostate merupakan kelenjar tunggal yang
terletak mengelilingi dan sepanjang uretra tepat dibagian posterior dari
lubang ekskretoris kelenjar vesicular. Badan kelenjar prostate jelas
dapat dilihat pada ternak yang dewasa, pada sapid an kuda dapat di raba
melalui palpasi parectal. Pada domba, seluruh prostatenya mengelilingi
otot daging uretra. Ekskresi kelenjar prostate hanya sebagian kecil saja
menyusun pada cairan semen pada cairan semen pada beberapajenis ternak
yang diteliti. Tetapi beberapa laporan menunjukkan bahwa setidak –
tidaknya sumbangan kelenjar prostate sebagaimana substantial kelenjar
vesicular pada babi. Kelenjar prostate mengandung banyak ion – ion
anorganik, meliputi Na, Cl, dan Mg semuanya dalam larutan.
Kelenjar Bulbourethral atau Cwoper. Kelenjar bulborethal terdiri
sepasang kelenjar yang terletak sepanjang uretra, dekat dengan titik
keluarnya uretra dari ruang pelvis. Kelenjar ini mempunyai ukuran dan
bentuk seperti bulatan yang berdaging dan berkulit keras, pada sapi
lebih kecil dibandingkan pada babi. Pada sapi terletek mengelilingi otot
daging bulbospongiosum. Sumbangannya pada cairan semen hanya sedikit.
Pada sapi, sekresi kelenjar bulbourethral membersihkan sisa – sisa urine
yang ada dalam uretra sebelum terjadi ejakulasi. Sekresi ini dapat di
lihat sebagai tetes – tetes dari preputilium sesaat sebelum ejakulasi.
Pada babi, sekresinya mengakibatkan sebagian dari semen babai menjadi
menggumpal. Gumpalan ini dapat dipisahkan jika semen babai akan
digunakan dalam inseminasi buatan. Selama perkawinan secara alam,
gumpalan – gumpalan ini menjadi sumbat yang dapat mencegah membanjirnya
semen keluar melalui canalis cervicalis menuju kedalam vagina dari babi
betina.
Berikut adalah perbandingan dari kelenjar-kelenjar tambahan beberapa ternak :

Figure
3-6 Accessory glands of the bull, boar, ram, and stallion showing their
relationship to the ampulla and urethra. (Redrawn from Ashdown and
Hancock. 1974. Reproduction in Farm Animals.(3rd ed). ed. Hafez. Lea and
Febiger.)
PENIS
Merupakan organ kopulasi pada ternak
jantan, membentang dari titik urethra keluar dari ruang pelvis di bagian
dorsal sampai dengan pada orificium urethra eksternal pada ujung bebas
dari penis. Pada sapi, domba, kambing, dan babi penis mempunyai bagian
yang berbentuk seperti huruf “S” (sigmoid flexure) sehingga penis
dapat ditarik dan berada total dalam tubuh. Keempat jenis ternak
tersebut dan kuda mempunyai musculus retractor penis, yaitu sepasang
otot daging licin, jika releks memberikan kesempatan penis untuk
memanjang dan jika kontraksi dapat menarik penis ke dalam tubuh kembali.
Pada kuda glans penisnya tipe vascular, mengandung lebih
banyak jaringan erectile dibandingkan dengan glans penis pada domba,
kambing, sapid an babi. Jaringan erectile adalah jaringan cavernous
(sponge) terletak dalam dua daerah penis, yaitu pada corpus spongiosum
penis yang merupakan jaringan cavernouse yang terletak di sekitar
urethra, ditutupi oleh musculus bulbospongiosum pada pangkal penis.
Kemudian pada corpus cavernosum penis, merupakan sebuah daerah jaringan
cavernouse yang lebih besar, terletak di bagian dorsal dari corpus
spongiosum penis. Pada mulanya kedua cavernouse tersebut berasal dari
musculus ischlocavernouse. Kedua musculus bulbospongiosum dan musculus
ischlocavernous adalah otot daging seran lintang yang merupakan musculus
skeletal bukan otot daging licin sebagaimana halnya dengan otot-otot
daging licin yang pada umumnya ada pada saluran reproduksi ternak jantan
maupun betina. Pada saat ereksi penis dari type fibroelastic,
diameternya tidak banyak berbeda dengan pada saat releks, tetapi pada
penis type vascular, diameternya menjadi lebih besar dibandingkan ketika
tidak ereksi. Gambar perbandingan bentuk glans penis antara sapi,
domba, babi dan kuda, ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Figure
3-7 Comparative diagram showing the shape of the glans penis of the
bull, boar, ram. and stallion. Note the twisted groove containing the
external urethral orifice in the bull, the urethral proxess (filiform
appendage)extending beyond the glands penis ing the ram, the corkscrew
spiral in the boar, and the flattened glans penis in the stallion with
the small urethral process extending beyond.(Redrawn from Ashdown and
Hancock. 1974. Reproduction in Farm Animals.(3rd ed.). ed. Hafez.Lea and
Febiger.)
PREPUTIUM
Kata prepuce atau preputeum mempunyai
arti sama dengan sarung adalah ivaginato dari kulit yang membungkus
secara sempurna pada ujung bebas dari penis. Perkembangan embrionik dari
organ ini sama dengan perkembangan dari organ labia minira pada ternak
betina. Prepuce dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
prepenile, lipatan luar dan bagian penile, lipatan dalam. Sekitar lubang
prepuse ditumbuhi oleh rambut panjang dan kasar. Pada saat penampungan
semen dalam program inseminasi buatan, perlu diadakan pencukuran
terhadap rambut ini, untuk menjaga agar semen tidak tercemar oleh
kotoran yang kemungkinan besar menempel pada rambut tersebut.